Pria kelahiran Tokyo, 29 November 1979 ini bernama Tomy Mulia Hasan. Beliau adalah tokoh yang sangat berdedikasi dalam membangun Provinsi Aceh pasca Bencana Tsunami tahun 2004 lalu. Pengalamannya diawali dengan bekerja pada Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR NAD-Nias) tahun 2005 sebagai Off Budget Manager yang tugas utamanya adalah mengumpulkan data proyek dari berbagai LSM untuk kemudian diserahkan kepada Deputi Operasi BRR. Banyaknya jumlah data proyek yang masuk pada BRR memicu beliau untuk menciptakan database bernama Recovery Aceh Nias Database (RAN Database) sebagai sarana transparansi seluruh bantuan LSM yang datang dalam membangun kembali Aceh dan Nias. Tugas di BRR dilanjutkan pada Kantor Regional IV BRR sebagai Donor Relation Coordinator yang cakupan wilayahnya meliputi Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, dan Simeulue pada tahun 2006. Tujuan utamanya adalah terjalinnya komunikasi dan hubungan yang baik antara BRR dengan para LSM yang terlibat dalam pembangunan Aceh kembali, terutama pada Regional IV. Di akhir masa tugasnya di BRR, pada tahun 2008 hingga 2009 beliau dipercaya sebagai Direktur Data Analysis and Project Activity Center BRR yang bertanggung jawab melaporkan status keseluruhan proyek, baik yang berasal dari APBN dan bantuan LSM kepada Deputi Operasi BRR. Dengan berakhirnya BRR pada April 2009, selanjutnya beliau melanjutkan tugas sebagai Tenaga Ahli Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan selama 5 tahun. Puncak kesuksesannya dalam membangun Aceh kembali pasca tsunami adalah ketika beliau dipercaya sebagai Kepala Museum Tsunami pada tahun 2014. Saat ini, selain mendapatkan kepercayaan menjadi Tenaga Ahli Menteri ESDM, beliau juga tergabung sebagai Penasihat Khusus Gubernur Aceh di bidang Administrasi Publik sejak tahun 2018. Atas dedikasinya selama ini pada BRR dan Aceh, beliau menyerahkan arsip statis yang dimilikinya kepada Balai Arsip Statis dan Tsunami ANRI sebagai bahan pertanggunggjawaban nasional dan memori kolektif bangsa yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa dan ilmu pengetahuan.