Publikasi
/
Berita
Publikasi
/
Berita
Berita
Tim BAST
29 Oct 2024
23
1
Paris, 28/10/2024 – Dalam upaya memperkuat dialog antarbudaya dan pelestarian warisan dokumenter, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) berpartisipasi dalam Konferensi Internasional Memory of the World Programme yang digelar di Kantor Pusat United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Acara ini berlangsung sejak tanggal 28 - 30 Oktober 2024 dan melibatkan delegasi dari berbagai negara.
Konferensi ini dimulai dengan sambutan hangat dari Asisten Direktur Jenderal UNESCO, Mr. Tawfik Jelassi, diikuti oleh Keynote Speech, Prof. Sir Nasser David Khalili, yang menekankan pentingnya dialog antar budaya melalui pelestarian warisan dokumenter.
Pada kesempatan ini, Delegasi ANRI yang dipimpin oleh Direktur Layanan dan Pemanfaatan Arsip, Eli Ruliawati mengirimkan empat perwakilan, termasuk Kepala Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST), Muhamad Ihwan, Ketua Tim Pemanfaatan dan Naskah Sumber, R. Suryagung Sudibyo Putro, serta Prof. Dr. Hizir Sofyan dari Universitas Syiah Kuala (USK) yang pada hari kedua akan menyampaikan makalahnya tentang tsunami Aceh.
Peserta konferensi terdiri dari Menteri dan perwakilan dari berbagai negara, termasuk Lebanon, Kongo, dan Guatemala, yang membahas kebijakan untuk mendukung pelestarian dan pemanfaatan warisan dokumenter. Para pembicara juga mencakup ahli dari lembaga internasional yang berbagi pandangan tentang pentingnya kerjasama global dalam pelestarian arsip.
Isu-isu kunci yang dibahas meliputi peran arsip dalam dialog antar budaya, pelestarian warisan di tengah krisis, dan pentingnya akses yang adil terhadap dokumen sejarah. Para pembicara menyoroti ancaman yang dihadapi warisan dokumenter akibat konflik dan bencana alam, serta perlunya kebijakan inovatif untuk mendigitalkan dan mendistribusikan konten arsip secara global.
Pada hari pertama, pembicara membahas dampak bencana alam dan buatan manusia terhadap warisan dokumenter, diikuti oleh diskusi tentang inisiatif pendidikan dan kolaborasi internasional untuk melindungi arsip. Para Menteri juga menekankan pentingnya kebijakan nasional yang kuat untuk meningkatkan kapasitas lembaga pengelola arsip di seluruh dunia.
Dengan keterlibatan ANRI di forum internasional ini, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk berkontribusi pada dialog global mengenai pelestarian warisan dokumenter, yang merupakan bagian integral dari identitas dan sejarah bangsa. Melalui kolaborasi ini, diharapkan pemahaman lintas budaya dapat terwujud, mendorong perdamaian dan kerjasama antarnegara di dunia yang semakin terhubung. (MI)